Rabu, 20 Juni 2012

In Love With You ( Chapter 4 END )

Author : Viola Khairun Nisa (@phiolla)

Main Cast :
-Kim Young Ki (You)
-Oh Se Hoon
-Kim Jong In

Support Cast:
-Byun Baek Hyun
-Park Misa Ki
-Xi Lu Han
-Temukan sendiri yang lainnya

Length : Multi Chapter

Genre  : Romance, School Life, Sad

Rating  : PG-15+



#Happy Reading^^

Angin kembali berhembus sangat kencang hingga dedaunan di sekitar sini terjatuh mengenaiku. Ini seperti cerita di drama romantis yang pernah aku lihat. Tapi sekarang ini benar benar nyata Jong In oppa menatapku kembali kini kulihat wajahnya begitu memerah dan mungkin kini wajahku pun ikut memerah. Dia kembali menciumku dengan lembut sangat lembut.

--Selanjutnya--


Sejak hari itu Kai selalu bersamaku begitu juga dengan Sehun, aku pikir sebelumnya kita akan sedikit menjauh tapi ini di luar dugaanku Sehun tetap dekat denganku dan si Baekhyun tetap saja menggodaku setiap hari, Luhan pun juga setiap hari datang ke kelasku untuk bertemu dengan Sehun, karena Luhan ingin di goda dengannya.

Hari ini oppa kembali menciumku di koridor sepi ini dalam posisi badanku bersandar ke dinding. Tidak tau kenapa ia selalu membuatku terjebak ke dalam permainannya dan aku suka dengan hal ini. Tapi seketika oppa menghentikan permainannya itu.

"Maaf Young-ah.. Mulai hari ini kelihatannya aku tidak bisa mengantarmu pulang, karena mulai hari ini aku ikut part time di sebuah cafe di dekat sini" ucapnya menyesal.

"Tidak apa oppa" jawabku sambil tersenyum kepadanya.

Aku kembali lingkarkan tanganku ke lehernya menekankan kepalanya untuk melanjutkan lagi permainannya itu tadi. Saat pulang pun tiba oppa langsung pergi ke tempat kerjanya yang tidak jauh dari sini. Seperti biasa aku dan Misaki berpisah di depan gerbang, aku berjalan sendiri tapi beberapa saat kulihat sosok yang kukenal berdiri tepat di sampingku dia Sehun.

"Mengapa kau tidak bersama Jong In?" tanyanya kepadaku.

"Mulai hari ini oppa kerja part time" jawabku cepat.

Ia hanya diam mendengarkan jawabanku barusan tapi aku lihat jawahnya sedikit tersenyum kecil. Kami lanjutkan perjalan, Sehun mengantarku hingga di depan rumahku.

"Makasih Sehunnie kau mau mengantarku hingga di depan rumah" ucapku sambil membungkukkan badanku.

"Tidak apa.. Apalagi rumahku dengan rumahmu tidak seberapa jauh" balasnya.

"Sampai bertemu besok" ucapnya sambil meninggalkanku.

Sejak Jong In oppa ikut kerja part time kita hanya bertemu saat sekolah, itu pun juga oppa suka tidur di kelas mungkin saja oppa kelelahan saat bekerja tapi aku memaklumi dengan hal itu. Tapi aku masih bertanya tanya mengapa oppa kerja paruh waktu padahal kedua orangnya itu termasuk keluarga menengah ke atas dan kini setiap hari aku selalu pulang bersama Sehun.

Kini tepat satu bulan aku dengan oppa jadian sampai sekarang pun kita belum pernah berkencan bahkan aku sudah mengajaknya ke acara festifal musin gugur tapi oppa bilang jika dia ada lembur saat hari itu. Saat aku mengajak Misaki dia sedang ada acara upacara minum teh dengan keluarganya yang kental dengan budaya Jepang, jadi terpaksa aku pergi bersama Sehun karena aku benar benar ingin ke sana karena cuma ada satu tahun sekali.

Pukul empat sore aku dan Sehun pergi menuju festival di dekat bukit. Aku dan Sehun bersenang senang hingga aku lupa dengan yang aku pikirkan tadi. Sehun menarikku dari keramaian pengunjung mengajakku pergi menjauh.

"Kita mau kemana?" tanyaku.

"Ikut saja denganku" jawabnya yang masih menarikku.

Kita berhenti di suatu tepat di kuil di atas bukit, disana begitu sepi tidak ada seorang pun di sana hanya ada kami berdua, kuil itu tidak seberapa jauh dari festival itu.

"Mau apa kita di sini" tanyaku lagi.

"Tunggu saja sebentar lagi" jawabnya sambil menatap langit.

*DUARR!!.. DUARR!..*

"Ada kembang api!" ucapku kegirangan.

Itu sungguh indah, aku sekarang tau apa alasan Sehunnie mengajakku ke sini bisa melihat kembang api dengan jelas dari atas ini. Aku merasa sangat senang hari ini. Beberapa saat aku menikmati kembang api udara berhembus lagi dengan kencang aku peluk tubuhku sendiri untuk tidak terlalu ke dinginan bagaimana tidak aku hanya memakai kaos lengan panjang. Sehun langsung mengetehui jika aku sedang kedinginan Sehunnie langsung melepaskan jaketnya dan mengenakannya ke tubuhku, aku hanya menatapnya.

"Pakailah saja, kau pasti kedinginan" suruhnya kepadaku.

"Tidak usah Sehunnie" tolakku.

"Aku tidak mau kamu sakit karena udara dingin ini begini saja" ucapnya.

Aku rasakan panas tubuhnya di jaket ini dan pundaknya yang begitu besar hingga aku benar benar kebesaran. Sehunnie merangkulku dari samping mencoba menghangatkanku yang memang aku sedang kedinginan. Waktu berjalan dengan cepat kini hari sudah larut malam kami memutuskan untuk pulang. Sehunnie tetap memelukku, tidak terasa kami sudah ada tepat di depan rumahku.

"Terimakasih Sehunnie telah menemaniku berjalan jalan" ucapku.

"Iya tidak apa apa" jawabnya.

"Aku akan kembalikan jaketmu, setelah aku cuci dulu" ucapku.

"Tidak usah kamu cuci kembalikan saja besok" jawabnya.

"Tidak apa" tawarku paksa.

Sehunnie memelukku tiba tiba tapi aku tidak melawan, kini kurasakan kembali kehangatannya yang dulu sempat menghilang. Suhu badan kami menyatu menjadi satu hingga kurasakan seluruh tubuhnya mengalirkan kehangat hingga ke seluruh tubuhku. Sehunnie melepaskan pelukannya dan menatapku sayu. Satu kecupan lembut mendarat di pipi kananku yang membuatku terkejut, itu seperti kecupan selamat tinggal yang begitu lembut darinya.

Yang sekarang sudah meninggalkanku dan aku menatap punggungnya yang kini sudah tidak terlihat. Sebelum aku memasuki rumah aku berhenti sebentar melihat ke arah rumah Jong In oppa kulihat kamarnya yang masih gelap aku rasa dia belum pulang. Lalu masuk ke dalam rumah dan beristirahat karena lelah berjalan jalan dari tadi.

-Ke esokkan harinya-

Pagi ini Jong In oppa tidak menjemputku dan akhirnya aku pergi sekolah dengan Sehun. Saat aku sudah sampai sekolah dan menunggu kedatangan Jong In oppa yang belum kunjung datang, aku merasa gelisah dengan perasaanku ini apa yang sebenarnya terjadi. Satu hari , dua hari , tiga hari , kulihat bangkunya yang kosong, aku sudah mencoba menghubunginya tapi teleponnya tidak aktif dan aku lihat rumahnya begitu sepi. BRUKK!! Suara pintu kelasku terbanting sangat keras aku kira ini perbuatan Luhan tapi ini tidak, kulihat Baekhyun yang membuka pintunya kasar. Aku lihat Baekhyun dia seperti kerasukan sesuatu secara tiba tiba, Baekhyun menghampiriku cepat.

"Young-ah!! Apakah kau tau?!" ucapnya terburu buru.

"Apa ada apa Baekhyun?!" tanyaku bingung.

"Kau tau Kai tidak masuk sekolah!? karena sekarang dia sedang sakit dan kini ada rumah sakit!" ucapnya serius.

"Apa katamu?!" jawabku terkejut.

Tanpa aku perpikir panjang aku langsung pergi menuju rumah sakit yang telah di katakan Baekhyun. Sehun mengantarku ke rumah sakit, hati benar benar gelisah saat aku selesai pulang dari festival hari minggu kemarin. Aku tanya kepada perawat menanyakan di mana ruangan yang di tempati oleh Jong In oppa.

Setelah aku tau di mana di rawat. Aku naik ke lantai empat menyusuri satu persatu nomor ruangan. 496 nomor ruangan yang kucari. Aku menarik nafas dalam mengetuk pintu pelan dan kulihat eommanya yang membukakan pintunya dan menyuruhku masuk. Aku lihat Jong In oppa tertidur lemas kulihat mukanya yang pucat, tangan kirinya yang di infus. Aku helus pipinya yang dingin seketika oppa terbangun aku menatap wajahnya kini air mataku tidak dapat terbendung lagi, kini air mataku mengalir begitu saja.

"Young-ah... Jangan menangis. Jangan menagis karena keadaanku sekarang" ucapnya ke sakitan.

Aku langsung menghapus air mataku yang sudah membasahi kedua pipiku ini. Aku memegang tangan kanan oppa.

"Oppa harus cepat sembuh. Aku tidak mau oppa sakit terlalu lama, aku tidak mau di tinggalkan oleh oppa ke dua kalinya. Oppa sudah berjanji denganku" ucapku dengan suara lirih.

"Aku berjanji Young-ah aku tidak akan ke mana mana lagi, aku akan selalu bersamamu. Aku berjanji" ucapnya.

Hanya beberapa saat dokter dan suster datang untuk mengecek kesehatan oppa. Aku dan Sehun pun di suruh keluar. Hanya beberapa saat menunggu dokter keluar dengan wajah kecewa.

"Bagaimana dokter, bagaimana ke adaannya" tanyaku ingin tau.

"Kesehatannya menurun. Dia harus segara mengikuti operasi ginjal, ginjal kirinya sudah bocor dan ginjal kanannya sudah tidak ada. Kami tidak ada persedian ginjal yang sama dengannya. Kami harus secepatnya membutuhkan donor ginjal yang sama karena kedua orang tua dari pasien ginjalnya tidak ada yang sama." ucap dokter.

"Aku! Biarkan ginjalku ku donorkan untuknya!" ucap Sehun.

"Tidak semua ginjal dapat di donorkan. Jika kau ingin mendonorkannya kau harus di periksa terlebih dahulu" ucap dokter menjelaskan.

"Aku siap" jawab Sehun benar benar yakin.

Sekarang Sehun mengikuti pemeriksaan untuk di lihat jika ginjal bisa di donorkan ke Jong In opa. Aku menunggu Sehun sambil merawat Jong In oppa. Aku hanya berdua dengan oppa, kedua orang tuanya sedang mengurus bebera administrasi untuk operasi besok pagi. Aku harus bisa membuat oppa makan karena oppa selalu menolak saat di beri makan dan langsung memuntahkannya.

"Makanlah oppa. Oppa harus makan agar oppa bisa cepat sembuh" ranyuku.

Oppa hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Aku langsung merengkuh pipi oppa, oppa pun membuka mulutnya sebentar, membuat celah agar aku bisa memasukkan makanan. Tapi oppa makin terkejut saat aku menyuapinya dengan mulutku. Bahkan aku memainkan lidahnya di dalam rongga mulut oppa, hingga akhirnya mendorong makanan itu masuk ke kerongkongan.

Oppa seketika membulatkan matanya tak percaya. Oppa tak berusaha melawan, ketika aku menyuapinya lagi dengan cara yang sama. Perlahan, oppa mendorongkan kepalaku semakin erat ke arahnya. Oppa pun dengan leluasa memainkan lidahku. Aku hanya membalasnya, tanpa protes sedikit pun dan memberikannya makanan dengan cara yang sama hingga makanan sudah habis. Oppa langsung tertidur pulas setelah kita melakukan adegan cukup panas, aku langsung keluar menunggu Sehun selesai pemeriksaan. Tak lama Sehun selesai dari pemeriksaan. Saat aku melihat Sehun dan dokter keluar aku langsung menghampirinya.

"Dokter bagaimana dengan ginjal apakah cocok untuk di donorkan" tanyaku.

"Iya ginjal sama dengan pasien dan besok kita bisa langsung melakukan operasi" ucap dokter.

Aku merasa sangat senang saat dokter menyatakan kalau ginjal Sehun sama dengan ginjalnya oppa dan besok pagi bisa langsung melakukan operasi. Aku tersenyum ke Sehun dan Sehun pun membalas senyumaku. Aku dan Sehun langsung kembali ke kamar oppa. Oppa sekarang tertidur dengan sangat pulas. Aku duduk di samping kasurnya dan Sehun duduk di sofa hingga kepalaku tertidur di kasur.

-Ke esokkan harinya-

Jam tepat menunjukkan pukul 9 pagi satu jam lagi oppa akan operasi. Sehun sudah siap jika ginjalnya itu akan di berikan ke oppa. Sekarang jam 10 tepat operasinya di mulai. Mereka sudah masuk ke dalam ruang operasi aku menunggu di ruang tunggu bersama umma dan appa Jong In oppa. Sudah 6 jam berlalu aku belum melihat dokter keluar dari ruang operasi hatiku benar benar gelisah. Aku lihat sosok wanita yang ku kenali dia Misaki dia datang kesini. Dia duduk di sampingku. Tanpa sadar air mataku keluar begitu saja.

"Sudahlah Young-ah... Jong In akan sembuh, apalagi dia sudah berjanji padamukan.." hibur Misaki.

Aku mengangguk sambil menghapus air mataku yang sedari tadi membasahi ke dua pipiku. Sekarang sudah 8 jam menunggu di depan ruang operasi yang belum kunjung terbuka tapi aku semakin terjut saat dokter sudah keluar dari ruangan itu. Aku lihat raut wajah dari dokter yang terlihat lesu, aku tidak mau ada kabar buruk dari Jong In. Seketika aku sedikit belari menuju ke dokter.

"Bagaimana ke adaannya? Operasinya berhasil kan? Tanyaku terburu buru.

"Tenanglah. Tadi ada beberapa kendala saat berlangsungnya operasi, tapi kami dapat menyelesaikannya dengan cepat. Ini sungguh anugrah Tuhan operasinya berhasil kini pasien sedang istirahat, saya ingin orang yang bersangkutan untuk tidak mengganggunya" ucap dokter.

Sekarang senyuman senang menghiasi wajahku. Aku langsung memasuki ruangan itu melihat Jong In oppa sedang tertidur. Aku mengelus wajahnya yang dingin itu dan kulihat kasur Sehun berada di dekat oppa yang berada di sampingnya. Sehun tersenyum kepadaku jika dia tidak apa apa. Kulihat kelopak mata oppa yang mau terbuka sayu melihatku.

"Young-ah" panggilnya.

"Iya oppa. Aku ada di sini" jawabku.

Aku tak berhenti menangis, tanganku terus menggenggam tangan oppa yang kini ia rasa semakin kurus. Matanya tak lepas dari wajahnya yang sudah sangat terlihat kurus. Oppa meraih wajahku lalu menghapus air mata di pipiku.

"Oppa aku ingin pulang dulu, aku ingin mandi dari kemarin aku belum pulang" izinku.

"Pantas saja dari tadi aku mencium bau bau aneh. Cepatlah pulang jangan sampai membuatku pingsan karena bau badanmu" canda oppa.

"Oppa masih bisa bisanya bercanda dalam keadaan seperti ini" ucapku

"Sehun-ssi. Bisakah aku memintamu mengantar Young-ah pulang? Baunya mengganggu pernafasanku" canda oppa lagi.

Sehun hanya menganggukkan kepalanya dan badannya yang sekarang memang sudah normal. Sebelum meninggalkannya lalu aku kecup bibirnya sebentar dan segera pergi dengan Sehun. Oppa terdiam sebentar, lalu cepat menundukkan kepalanya tersipu malu saat aku menciumnya.

Saat aku sudah selesai dengan urusanku, aku kembali ke rumah sakit sambil membawa permen karamel rasa jeruk kesukaannya pasti oppa akan senang. Aku melihat orang tua Jong In menangis, aku langsung bertanya tanya ada apa dengan Jong In? Aku langsung berlari masuk kedalam ruangannya tapi yang kulihat hanya ada kasur kosong tidak ada sosok oppa di sana.

"Di MANA?! DI MANA OPPA SEKARANG?!" tanyaku gelisah.

"Jong In sudah pergi, dia tidak ada di sini lagi selamanya" jawab Misaki.

"Oppa pergi?! Aku tidak percaya. Oppa sudah berjanji denganku oppa tidak akan pergi lagi dan tetap bersamaku" rontaku yang hampir gila.

Aku terdiam menyakini bahwa oppa sudah tiada lagi. Aku sudah tahu hal ini pasti akan terjadi. Sekarang entahlah, aku sangat lelah, kepalaku terasa lebih berat, lalu aku mencoba untuk menutup mataku sejenak.

-Ke esokkan harinya-

Hari ini hari pertama musim dingin aku dan oppa suka tapi tidak untuk hari ini hari pemakaman oppa. Banyak keluarganya datang aku datang bersama Sehun, Misaki, Baekhyun , Luhan dan beberapa teman dekatnya, semua yang datang merasa terpukul atas kepergian oppa yang terlalu muda ini. Aku mencoba menahan tangisanku berusaha merelakan oppa kembali kepada-Nya yang mungkin aku benar benar ingin menangis. Terakhir kulihat badannya yang sudah terbujur kaku dan wajahnya pucat. Aku kembali teringat saat oppa selalu tersenyum kepadaku, mengerjaiku, memberikanku ciuman yang panas, bahkan membuatku menangis. Mulai sekarang aku tidak bisa melihatnya lagi. Aku tidak dapat melihat terlalu lama itu dapat membuatku semakin menderita. Pemakaman pun selesai orang orang yang memenuhi ruangan ini kini pulang satu persatu. Aku masih terdiam duduk di sofa ruang tamu rumah Mr.Kim , aku masih melamun masih tidak mempercayai kepergian oppa. Sehun duduk di sebelahku memberikan sesuatu kepadaku, amplop warna coklat.

"Apa ini?" tanyaku.

"Bacalah. Ini surat peninggalan dari Jong In sebelum melakukan operasi dia memberikan kepadaku dan bilang kepadaku. "Jika operasi berhasil bakarlah surat ini jika operasiku gagal dan aku tidak ada di sini berikan kepada Young-ah" saat operasi berhasil aku mau membakar surat ini, tapi sekarang Jong In telah tiada sekarang aku ingin memberikannya kepadamu" ucap Sehun serius.

Aku segera mangambil surat itu dari tangan Sehun, kulihat tertulis namaku "Kim Young Ki" ini memang untukku, aku membuka berlahan menarik kertas dari dalam lalu mulai membacanya.

--

Hai Young-ah^^

Aku ingin kamu tidak menangis karena suratku ini dan mungkin saat kamu membaca surat ini aku sudah tiada, sebelumnya aku ingin meminta maaf kepadamu karena sudah kedua kalinya aku meninggalkanmu lagi dan kali ini aku meninggalkanmu untuk selamanya. Maaf aku tidak dapat menepati janjiku yang akan selalu di sisimu. Maafkan aku sudah mengikari janjiku sendiri dan sekarang aku lebih dulu meninggalkanmu tidak untuk sementara bahkan untuk selamannya. Maafkan aku juga setelah satu minggu kita jadian kita jarang bertemu dan jarang berkomunikasi.

Tepat saat satu bulan kita jadian aku tidak dapat menemuimu dan kamu harus pergi bersama Sehun. Saat aku sudah pulang dari kerja sampinganku aku ingin merayakan hari jadian kita dan ingin memberikan sesuatu kepadamu. Tapi niatku sudah terkurung saat aku lihat kau kembali dari festival bersama Sehun dan saat itu Sehun memelukmu. Aku lihat kau merasa nyaman bersamanya, sempat aku berpikir kalau aku ini tidak pantas untukmu, aku selalu membuatmu menangis. Dan aku minta maaf karena sikapku yang selalu egois. Aku sudah rela jika kamu kembali bersama Sehun aku sangat senang. Sehun itu pria yang cocok bersanding bersamamu.

Walaupun aku sudah tidak ada di dunia ini, aku bisa katakan bahwa aku merasa beruntung bertemu denganmu dan sekarang pun aku merasa sangat bahagia. Apa Young-ah bahagia? Aku sangat bahagia. Namun terkadang perjalan begitu kejam namun juga begitu lemah lembut. Saat kau ingin menangis kau harus menangis janganlah kau tertawa karena ini semakin membuatmu tersakiti dan akhirnya hanya tersisah kesedihan. Mungkin ini sudah cukup aku tulis dengan jelas dari semua yang belum ku kakatakan kepadamu. Selamat tinggal Kim Young Ki, aku akan selalu ada di hatimu. Terimakasih. :')

--

Tanpa sadar air mataku telah menetes dari tadi. Sehun memelukku mencoba menenangkanku. Sehun mendorongku pelan menatapku lembut, kurasa kini tangan kanannya sedang mengeluarkan seuatu dari kantong  celananya. Kotak kecil warna merah hati, memberikannya kepadaku.

"Ini yang ingin dia berikan kepadamu sebelum dia meninggal" ucapnya.

Aku langsung mengambilnya dan membukanya. Kulihat kalung berbentuk kristal membentuk tetesan air yang berkilau. Sampai kuingat oppa kerja paruh waktu untuk mebelikanku ini. Air mata kembali menetes tapi ini bukan air mata kesedihan tapi air mata kebahagiaan. Kini senyum kecil kembali menghiasi wajahku.

--Tujuh tahun kemudian--

Kini angin begitu sangat kencang daun daun berjatuhan. Baju dress putih di atas lutut yang ku kenakan sekarang dan Sehun menggunakan kemeja putih dengan jas hitam rapi. Hari ini aku dan Sehun datang kepemakaman Jong In oppa. Kutaruh mawar putih.

"Oppa.. Aku sekarang sudah bersanding dengan Sehun seperti oppa katakan. Apa oppa senang di sana? Aku sekarang sangat senang" ucapku sambil memandangi batu lisan.

Angin berhembus kembali tapi ini sangatlah sejuk mungkin oppa senang di sana melihatku dengan Sehun. Aku berlahan meninggalkan tempat itu, tangan Sehun menuntunku kembali ke mobilnya yang terpakir tidak jauh dari sini. Aku duduk bersebelahan dengan Sehun tepatnya di kursi penumpang. Sehun menjalankan mobilnya. Aku memandang ke luar cendela sambil mengeluarkan sesuatu dari balik kerah bajuku, aku mengamati setiap detail kalung yang oppa berikan kepadaku sebelum oppa meninggalkanku. Aku tatap kalung itu, ku genggam kalung itu erat, ku pejamkan mataku menghirup banyak oksigen, kurasakan setiap angin yang behembus, membuat rambutku yang terurai terhempas oleh aingin.

"Terimakasih oppa" ucapku tersenyum.

Beberapa tahun lagi berapa bulan lagi bahkan saat ini pun, karena ku harap dapat melewati setiap detinya sebaik mungkin. Walaupun setiap orang mempunyai luka yang tak akan hilang, pasti akan ada jari jari untuk menyembuhkannya. Janganlah kau tertawa karena ini semakin membuatmu tersakiti dan akhirnya hanya tersisah kesedihan. Jangalah melepaskan sesuatu yang berharga karena itu tidak akan kembali lagi.

--END--

Akhirnya selesai juga FFnya :) Aku harap kalian menyukainya. Aku ucapkan terimakasih kepada temanku yang selalu mendukungku dan para pembaca yang mau membaca FFku ini. Terimakasih *pergi sama Sehun* . Bye~ ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar