Author : Viola Khairun Nisa (@phiolla)
Main Cast :
-Kim Young Ki (You)
-Oh Se Hoon
-Kim Jong In
Support Cast:
-Byun Baek Hyun
-Park Misa Ki
-Xi Lu Han
-Temukan sendiri yang lainnya
Length : Multi Chapter
Genre : Romance, School Life
Rating : PG-15+
#Happy Reading^^
Dia
semakin berjalan menujuku menunjukkan sosoknya dan kulihat paras
wajahnya. Tanpa bepikir panjang aku langsung berlari menujunya dan
langsung memeluknya erat. Tanpa sadar air mataku menetes begitu saja.
-Selanjutnya-
"Oppa
apa ini benar benar kamu? Mengapa kamu tidak memberikanku kabar sama
sekali. Aku sudah terlalu lama menunggumu oppa" teriakku sambil terus
menangis di pelukkannya.
"Iya ini aku. Kim Jong In" jawabnya dengan wajah gembira.
Kami
pun masuk ke dalam rumah dan membicarakannya di dalam. Appa dan eommaku
menerima dengan baik ke datangan oppa. Karena memang kita teman dari
sejak kecil dan tetangga dekat. Eommaku menyuruhku mengajaknya ke dalam
kamarku.
Ia masih memeluk bahuku dari samping, pelukan yang lama
tidak aku rasakan. Dia sangat berubah sekarang dia bertambah tinggi dan
badannya yang berbentuk, sekarang ia tampak seperti pria dewasa yang
berbeda seperti yang aku kenal dulu. Aku membuka pintu kamarku.
"Aku sudah lama tidak ke kamarmu, keadannya tetap seperti dulu" ucapnya sambil mengamati ruangan sekitar.
Kami duduk di atas kasurku mencoba memulai pembicaraan.
"Oppa ada yang ingin aku tanyakan padamu, tapi kamu harus jawab dengan jujur" ucapku sambil menatapnya dalam.
"Iya aku kan jawab dengan jujur" jawabnya dengan sungguh sungguh.
"Kenapa oppa pergi jauh dan selama itu tanpa memberikan kabar kepadaku?" tanyaku.
"Ceritanya panjang. Tapi kamu tidak boleh marah mendengarkannya" jawabnya.
Aku hanya menganggukkan kepalaku bertanda itu jawabannya "iya".
"Aku
terkena penyakit gagal ginjal. Aku pergi ke Japang selama itu untuk
mengikuti terapi pengobatan. Aku di sana melakukan pengobatan yang
sangat panjang. Aku minta maaf kalau sebelumnya belum pernah
menceritakannya penyakit ini kepadamu. Aku tidak mau kamu
mengawatirkanku. Saat aku selesai pengobatan kembali ke apartemenku, aku
lihat banyak surat darimu, aku langsung membaca semua surat darimu dan
besoknya aku langsung kembali ke korea" ceritanya panjang lebar.
"Kenapa..! Kenapa..! Oppa telalu lama meninggalkanku, aku selalu mengawatirkanmu oppa! Kenapa..! Kenapa..!" Teriakku.
Tanpa
sadar air mataku keluar begitu saja dari sekian lama aku menahannya
untuk tidak keluar, tapi percuma saja air mata sekarang keluar membasahi
pipiku. Dia usap air mataku dengan ibu jarinya itu. Dalam sekian detik
dagunya sudah di sandarkan di bahuku kananku.
"Maaf… maaf membuatmu menungguku terlalu lama" Ucapnya.
Aroma shampo oppa menyeruak indera penciumanku. Kulingkarkan tanganku di lehernya.
"Iya oppa aku maafkan. Tapi berjanjilah padaku untuk tidak pergi terlalu lama tanpa memberitahuku dulu" jawabku.
"Aku berjanji. Aku akan selalu ada di sisimu" jawabnya balik.
Oppa
ikut melingkarkan tangannya di pinggangku. Kemudian ia memiringkan
kepalanya, membuat bibirnya bersentuhan dengan leherku. Yang membuatku
bingung, jantungku berdetak kencang di iringi tubuhku yang bergemetar
saat ia menghembuskan nafasnya di telingaku. Dia mulai menggigiti kulit
leherku dan menghisapnya keras.
"Ahhhh… Ssshhh… Ahh…" suara-suara aneh keluar dari mulutku dengan sendirinya.
Aku
mencoba melepaskannya paksa, tapi oppa masih menghisap dan menggigit
kulit leherku. Apa yang terjadi dengan oppa? Tiba tiba dia melakukan
ini. Oppa pun kembali menjelajahi leherku ke atas dan menemukan bibir
mungilku. Oppa menciumku dan sesekali menggigiti bibirku yang merah itu.
Aku lepaskan bibirnya dariku.
"Hentikan.. Hentikan oppa!" teriakku.
Aku
tarik nafas dalam dan kembali oppa mencium bibir merahku. Aku terbawa
suasana. Ciumannya semakin dalam dan liar, memancingku untuk ikut
bermain bersamanya. Ia mulai memaksa bibirku untuk membuka, dan nyatanya
aku menurut dan seketika, ia mulai menjelajahi rongga mulutku yang
membuatku kehabisan nafas. Kini tubuhku terasa lemah pandanganku mulai
kabur, aku langsung tergeletak di kasurku.
-Ke esokan harinya-
Sinar
matahari yang masuk melewati cela di jendelaku membuatku terbangun. Aku
langsung menuju ke kamar mandi karena yang dari kemarin belum mandi dan
hanya menggunakan parfum untuk menghilangkan bau yang kurang sedap.
Aku
lihat ke cermin yang ada di depanku. Kulihat mataku yang bengkak karena
seharian kemarin aku terus menangis. Aku sentuh bibirku kini terlihat
benar benar berwarna merah merona gimana tidak kemarin lusa aku di cium
dengan Sehun siang harinya dia menciumku dua kali dan malam harinya Jong
In oppa menciumku sampai berdarah dan meninggalkan beberapa kissmark di
leherku.
"Young-ah cepat turun Sehun sudah menunggumu" teriak eomma dari bawah.
"Apa? Oppa menjemputku?" tanyaku dalam hati.
Aku
segera mandi supaya Sehun tidak terlalu menungguku terlalu lama.
Setelah aku selesai semuanya aku segera turun menemui Sehun oppa di
ruang tamu dengan ke girangan. Tapi aku di buat terkejut saat kulihat
Sehun sedang bersama Jong In oppa. Aku hanya diam melihat keduanya yang
habis berbincang. Yang ada di pikiranku hanya ada mereka berdua apa yang
sedang bicarakan tadi? Tiba tiba mereka mengetahuiku yang sudah datang
dan memberikanku senyuman yang mencurigakan.
"Pagi chagiya" sapa Sehun. "Pagi Young-ah" sapa Jongin oppa. Sapa mereka serentak.
"Pagi" sapa balikku singkat.
Mereka tersenyum kepada aku pun membalas senyuman mereka tapi aku tau jika mereka telah menyembunyikan sesuatu dariku
"Eomma aku berangkat dulu" teriakku
"Ayo kita berangkat" ucapku sambil pergi keluar.
Ternyata
Jongin oppa sama bersekolah denganku. Aku berangkat ke sekolah bersama
Sehunnie dan Jongin oppa. Sebelah kanan Jongin oppa dan di sebelah kiri
dengan Sehun oppa. Saat perjalanan tidak ada yang berbicara satu kata
pun. Aku seperti di kawal dengan dua cowok ganteng yang dapat menarik
perhatian banyak orang.
Sampai aku sudah di sekolah. Banyak
siswa yang melihatku sinis, bagaimana tidak aku jalan berdua dengan dua
cowok keren dan paling ganteng di sekolah ini. Aku hanya tertunduk malu
saat melihat semua orang melihat ke arah ku.
"Young-ah" teriak yeoja dari belakangku.
Aku
pun menoleh ke belakang melihat siapa yang memanggilku. Aku menghela
nafas ternyata dia Misaki. Misaki langsung menarikku menjauh dari kedua
namja yang sedang bersamaku.
"Terimakasih Misaki kau telah menolongku mejauh dari mereka" ucapku dalam hati.
"Annyeong, Kim Jong In. Sudah lama kita tidak berjumpa" sapa Misaki.
"Annyeong, iya lama kita tak bejumpa" balas Jong In oppa.
Aku
langsung meninggalkan mereka begitu saja dan langsung pergi menuju
kelasku dengan Misaki. Sampainya di kelas kami langsung duduk di bangku
masing masing.
"Kamu terlihat sangat akrap dengan Sehun-ssi?" tanya Misaki kepadaku.
"Sebenarnya di menembakku kemarin dan aku menerimanya" jawabku malu dengan wajahku yang mulai memerah.
"APA!!! Kau pacaran dengan SEHUN!!" teriak Misaki yang membuat seisi kelas melihat ke arahku.
"Misaki pelanlah" ucapku.
"Apa! Kau.. Kau pacaran dengan Sehun?" tanyanya kepadaku
Aku hanya menganggukkan kepalaku bertanda itu "iya".
"Tapi
aku merasa tidak enak. Karena di hari yang sama Sehun menembakku dan
aku terima karena ingin melupakan Jong In oppa. Saat malamnya Jong In
oppa datang tiba tiba ke rumahku menceritakan semuanya kepadaku mengapa
dia pergi sangat lama. Mau pun aku dengan Jong In oppa tidak ada
hubungan hanya teman sejak kecil tapi rasakan ini bukan hanya teman masa
kecil tapi ini lebih dari itu dan Sehun oppa telah mengetahui semua
itu" ceritaku panjang lebar.
"Young-ah, aku akan mendukung semua pilihanmu yang menurutmu itu terbaik untukmu" jawab Misaki menenangkan hatiku.
Aku
hanya tersenyum menatapnya menyakinkan akan perkataannya tadi. Bel
masuk berbunyi semua siswa duduk di bangkunya masing masing. Aku lihat
Sehun tersenyum kepadaku, wajahku memerah di buatnya hanya karena
senyumannya itu. Aku lihat pak guru masuk sedang bersama murid baru. Kim
Jong In sekelas denganku.
"Perkenalkan ini siswa baru. Silakan perkenalkan namamu" ucap pak guru.
"Annyeong.
Perkenalkan saya Kim Jong In. Kalian bisa memanggil Jong In atau Kai.
Mohon bantuannya. Terimakasih" ucapnya memperkenalkan diri.
Aku
dengar siswi siswi di kelas sedang membicarakan Jong In oppa. Dia duduk
di belakangku bersebelahan dengan Baekhyun lebih tepatnya ia berada ada
di belakang Misaki. Aku menghela nafas dan memulai pelajaran. Pelajaran
berlangsung seperti biasanya dan kulihat Sehun sedang tertidur seperti
biasanya kulihatnya kulitnya yang putih tersinari oleh cahaya yang
melewati cela cendela betapa damainya saat ia tertidur. Aku terbawa
suasana oleh wajahnya yang mendekati sempurna itu.
*KRIIINGG...!!*
Bel
berbunyi membuat lamunanku terpecah. Saat aku melihat ke depan ada
seseorang berdiri di depanku. Aku mengangkat kepalaku mencoba melihat
siapa yang sedang berdiri di depanku. Sebelum aku melihatnya tanganku
sudah di tariknya sangat kuat yang membuatku semakin terkejut.
"Jong In oppa lepaskan!" ucapku meronta.
Dia
tetap saja tidak menghiraukan aku, dia tetap menarikku membawaku
ketempat yang tidak aku ketahui. Aku pun menurut dan mengikuti
langkahnya dari belakang. Kulihat punggungnya sekarang yang begitu
besar, dia sangat berubah saat terakhir kita bertemu. Saat dia hentikan
langkahnya aku pun menghentikan langkahku. Saat aku lihat sekelilingku
kita sudah berada di lapangan basket indoor.
"Kita mau apa di sini?" tanyaku.
"Kalau
aku menang aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu. Mungkin ini sudah
terlambat tapi sampai kapanpun aku masih menyukaimu. Kalau aku menang
tolong dengarkan ceritaku" ucapnya.
Jong In langsung meninggalkanku begitu saja dengan meninggalkan banyak pertanyaan kepadaku.
"Apa? Dia bicara apa? Oppa suka kepadaku? Percuma saja dia bilang itu sekarang" ucapku dalam hati.
"Young-ah" panggil Sehun
"Sehunnie" balasku.
"Tadi Kai bilang sesuatu?" tanyanya.
"Tenang saja aku tidak akan kalah darinya" ucapnya
Ucapanya
itu dapat menyakinkanku agar aku tidak khawatir kepadanya. Hanya
beberapa saat ruangan ini di penuhi para siswa untuk melihat mereka
berdua. Tanpa sadar Misaki sekarang ada di sebelahku.
"Kau tau bertandingan ini untuk memperebutkanmu!" ucapnya serius.
"Apa? Mere.." ucapku terpotong oleh suara peluit.
Mereka
bertanding untuk memperebutkanku? Aku tidak tau harus mendukung yang
mana, hatiku kini gelisah tidak tau kenapa. Aku hanya diam melihat
pertandingan. Kekuatan mereka seimbang tidak ada yang mau kalah. Siapa
yang harus aku dukung? Tapi aku benar benar bingung. BRUKK!.
"Sehunnie!?" teriakku.
Sehunnie
jatuh! Sepertinya kakinya sakit, apa oppa mau melanjutkannya. Oppa
berusaha berdiri untuk melanjutkan pertandingan. Mereka benar benar
serius dengan ini, memangnya apa yang terjadi?. SELESAI!!!. Jong In oppa
yang menang!. Aku segera menemui Sehunnie segera membawanya ke UKS
karena jatuh tadi.
--UKS--
"Aku memang payah sekali. Padahal aku sudah bilang tidak akan kalah" gerutu Sehun.
"Kamu kalah karena terluka. Permainan kalian seimbang, kamu tidak kalah, kamu sangat keren oppa" ucapku.
"Sebenarnya
sebelum pertandingan Jong In bilang kepadaku, dia akan mendapatkanmu
kembali dan tidak akan melepaskanmu. Sebenarnya apa yang terjadi antara
kalian?" ucapnya.
"Apapun yang terjadi ini tidak ada hubungannya. Karena aku pacarnya Sehunnie!" ucapku yakin.
Sehun
langsung menarikku cepat hingga aku kini ada di pelukannya. Pelukan
yang hangat yang buat jantung jadi tidak karuan, dia dekatkan
ketelingaku. Aku rasakan hembusan nafasnya yang semakin membuat jantung
berdetak lebih cepat. Oppa selalu membuatku seperti ini yang kini wajah
sudah memerah.
"Terimakasih" ucapnya pelan di telingaku.
Setelah
bebarapa saat kami berdua berada di UKS itu dan aku sudah selesai
membalut cidera kaki Sehunnie. Aku ingin kembali ke kelas. Saat ku buka
pintu UKS itu aku keluar dari situ melihat koridor yang sudah sepi
karena memang bel masuk sudah lima belas menit yang lalu, tapi aku lihat
seorang lelaki berdiri bersandar di dekat pintu masuk. Jong In oppa
sedang apa dia di sini?. Aku coba menghindar darinya tapi tiba tiba Jong
In menarik tanganku dari belakang.
"Ayo ikut aku" ajaknya.
Aku
melihat ke arah Sehunnie yang sekarang ada di samping aku ingin dia
menahanku untuk pergi bersama Jong In tapi yang aku lihat tatapannya
untuk menyuruhku ikut bersama Jong In. Akhirnya Jong In oppa langsung
menarikku menjauh darinya. Setelah langkah ini menjauh dari Sehunnie dan
sudah tidak melihat dia lagi dari belakang langkah kami berhenti di
koridor yang benar benar tidak ada seorang pun di sana. BRUUKK! Jong In
menghantamkan badanku ke dinding cukup keras hingga membuat punggungku
sedikit sakit. Hingga kami hanya berjarak beberapa inchi.
"Ternyata
mustahil, aku tidak bisa mundur. Kim Young Ki kembalilah. Aku ingin kau
ada di sisiku lagi. Bukan sekedar teman masa kecil tapi sebagai
namjachingumu" ucapnya.
"Seandainya Jong In kau datang dan
katakan ini lebih cepat. Aku akan kuraih tanganmu ini tanpa pikir
panjang lagi" pikirku dalam hati.
"Terlambat..! Kenapa kamu tidak
datang menumuiku lebih cepat..! Apa kamu tau aku susah payah berusaha
melupakanmu. Sekarang ada Sehun di sisiku, aku tidak mungkin menerimamu"
ucapku.
Seketika kecupan tiba-tiba mendarat di bibirku
membuatku hatiku tak menentu. Seketika aku mendorong badannya
menjauhiku, tapi dia menarikku dan memelukku. Bibirnya itu kembali
mendarat ke bibirku, semakin dalam oppa menciumku. Aku tidak dapat
menolaknya. Oppa mengangat kepalanya menghapapkanku dengan tatapan yang
begitu serius.
"Aku tidak akan menyerah" ucapnya yang langsung meninggalkanku begitu saja.
"Percuma kamu bilang begitu" ucapku dalam hati.
Aku hanya terdiam di situ, aku duduk begitu saja memikirkan kejadian tadi. Hinggaku dengar suara langkah mendekat ke arahku.
"Ternyata kamu ada di sini. Aku cari kamu ke mana mana karena tidak ada di kelas" ucap Misaki kepadaku.
"Iya.. Maaf. Tadi Jong In tiba tiba menciumku" ucapku melas.
"APA KATAMU?! Kau di cium Jong In?! Padahal dia sudah kubilang untuk jangan mengganggumu!" teriak Misaki marah.
"Tunggu..! Tunggu..! Ada yang ingin kukatakan" ucapku.
"Sebenarnya
aku tidak merasa kesal di cium olehnya. Aku tidak ingin ini terjadi
karena aku sudah memiliki Sehun. Selama ini aku selalu memikirkan Jong
In dan aku sungguh sungguh suka dengan Sehun yang gak keberatan menerima
keadaan itu. Tapi ternyata aku tidak bisa melupakan Jong In.." ceritaku
panjang lebar.
"Memang bukan salah Jong In juga karena dia
memang sakit dan tidak tau ada surat untuknya. Sekarang ini kamu masih
pacaran dengan Sehun, dan hal itu membuat perasaanmu tidak semudah itu
di hapus begitu saja. Tapi aku akan mendukung apapun keputusanmu"
ucapnya panjang.
Aku merasa lega mendengar perkataan Misaki dia
memang selalu membuatku senang. Aku langsung menghapus air mataku yang
sedari tadi membasahi pipiku.
-Saat jam pulang-
Aku pulang bersama Sehunnie seperti biasanya, tapi suasana ini tidak seperti biasanya karena aku harus mengatakannya sekarang.
"Sehunnie" panggilku.
"Ya" jawabnya singkat.
"Aku.. Aku.. Aku tidak bisa pacaran lagi denganmu dengan perasaan seperti ini..! Ucapku.
"Kita
bahkan belum kencan satu kali pun. Besok hari minggu, kalau kau merasa
bersalah padaku, kau harus datang. Aku akan tunggu jam 10 di taman dekat
stasiun seperti biasanya" ucapnya dengan tatap sangat dingin yang
sambil meninggalkanku begitu saja.
-Ke esokkan harinya-
Aku
lihat waktu menunjukan 9.50 aku sudah berada di taman. Aku lihat
seorang lelaki sedang duduk sendiri, aku mendekat untuk menyakinkan
kalau itu benar benar Sehun. Saat aku sudah tepat berdiri di sampingnya
mencoba menoleh menghadapnya yang kulihat benar dia Sehun. Sehun menoleh
ke arahku dan langsung berdiri setelah mengetahui itu aku.
"Aku yakin kau pasti datang karena merasa bersalah kepadaku" ucapnya.
Seketika
Sehun menarikku sebelum aku menjawab ucapannya. Kami menyusuri jalan
yang sedikit tertutupi oleh daun daun yang berjatuhan karena memang
sekarang sedang awal musim gugur. Beberapa saat kami bersenang senang di
taman ini seakan aku telah terbawa suasana bersama Sehun dan sudah lupa
dengan niatku sebelumnya.
Mungkin sekarang aku sudah merasa
lelah badanku sudah terasa kedinginan karena angin yang bertiup begitu
kencang aku mencoba menggosok gosokkan kedua tanganku supaya tidak
terlalu ke dinginan. Sehun tau apa yang aku lakukan sekarang dan
langsung menggenggam tanganku dan memasukkan ke dalam kantong jaketnya
yang cukup membuatku tidak terlalu ke dinginan. Saat aku di sampingnya
aku selalu merasa aman dan nyaman. Sehun mengajakku duduk di bangku yang
menghadap sungai yang mengalir dengan tenang. Suasana begitu sangat
hening hanya terdengar suara hembusan angin sampai saat kedengar suara
keluar dari mulut Sehun.
"Kau yakin ingin bersamanya? Kalau aku tidak akan meninggalkanmu begitu lama" ucap Sehun serius.
"Sehun
tidak sama sekali salah. Kau baik dan selalu melindungiku sekarang pun
aku masih menyukaimu dan aku selalu merasa nyaman bersamamu, tapi.."
ucapku terpotong.
"CUKUP SAMPAI DI SITU!!"
Kulihat Jong
In oppa teriak begitu kepadaku, dengan keadaan dia sedang menarik nafas
dalam dan keringat yang bercucuran membasahi keningnya itu, kulihat
rambutnya yang acak acakkan itu tapi membuat dia terlihat cool~ aku
yakin dia baru saja berlari sangat kencang. Seketika Sehun bangkit dari
tempat duduknya tepat menghadapkan ke Jong In.
"Sudahlah.. Akan
aku berikan Young-ah kepadamu Jong In. Young-ah kita putus saja, karena
aku yang memutuskanmu kau tidak perlu kasihan kepadaku dan langsung bisa
pacaran dengan Jong In" ucap Sehun yang membuatku sedikit terkejut.
"Sehun!!" panggilku.
"Sampai besok Young Ki" ucapnya yang meninggalkanku dengan Jong In.
Angin
berhembus lagi sangat kencang sampai sekarang masuk menusuk ke dalam
tulangku, kini di sampingku sudah tidak ada yang biasanya selalu
menghangatkanku. Tiba tiba Jong In memelukku erat dan menyandarkan
kepalanya ke pundakku.
"Maaf.. Maafkan aku Young-ah. Aku benar benar menyesal" ucapnya pelan tepat di telingaku.
Jong
In oppa mengangkat kepalanya menatapku dalam mendekatkan wajahnya
padaku. Jantungku berdebar hebat sangat kencang,wajahku memanas. Yang
tadi udaranya dingin sekarang menjadi panas. Kurasakan bibirnya itu
mendarat ke bibirku, semakin dalam Jong In menciumku. Ciuman yang lembut
darinya membuatku terbawa kedalam permainannya itu.
Angin
kembali berhembus sangat kencang hingga dedaunan di sekitar sini
terjatuh mengenaiku. Ini seperti cerita di drama romantis yang pernah
aku lihat. Tapi sekarang ini benar benar nyata Jong In oppa menatapku
kembali kini kulihat wajahnya begitu memerah dan mungkin kini wajahku
pun ikut memerah. Dia kembali menciumku dengan lembut sangat lembut.
--Bersambung--
Maaf ya kalau ada tulisan yang salah kan manusia ada salahnya kekeke~ xD , kasih saran please T.T author pengen banget dapet komentar *nangis ke Sehun* xD. Ok bye bye :*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar