Kamis, 14 Juni 2012

In Love With You ( Chapter 3 )

Author : Viola Khairun Nisa (@phiolla)

Main Cast :
-Kim Young Ki (You)
-Oh Se Hoon
-Kim Jong In

Support Cast:
-Byun Baek Hyun
-Park Misa Ki
-Xi Lu Han
-Temukan sendiri yang lainnya

Length : Multi Chapter

Genre  : Romance, School Life

Rating  : PG-15+





#Happy Reading^^

Dia semakin berjalan menujuku menunjukkan sosoknya dan kulihat paras wajahnya. Tanpa bepikir panjang  aku langsung berlari menujunya dan langsung memeluknya erat. Tanpa sadar air mataku menetes begitu saja.

-Selanjutnya-

"Oppa apa ini benar benar kamu? Mengapa kamu tidak memberikanku kabar sama sekali. Aku sudah terlalu lama menunggumu oppa" teriakku sambil terus menangis di pelukkannya.

"Iya ini aku. Kim Jong In" jawabnya dengan wajah gembira.



Kami pun masuk ke dalam rumah dan membicarakannya di dalam. Appa dan eommaku menerima dengan baik ke datangan oppa. Karena memang kita teman dari sejak kecil dan tetangga dekat. Eommaku menyuruhku mengajaknya ke dalam kamarku.

Ia masih memeluk bahuku dari samping, pelukan yang lama tidak aku rasakan. Dia sangat berubah sekarang dia bertambah tinggi dan badannya yang berbentuk, sekarang ia tampak seperti pria dewasa yang berbeda seperti yang aku kenal dulu. Aku membuka pintu kamarku.

"Aku sudah lama tidak ke kamarmu, keadannya tetap seperti dulu" ucapnya sambil mengamati ruangan sekitar.

Kami duduk di atas kasurku mencoba memulai pembicaraan.

"Oppa ada yang ingin aku tanyakan padamu, tapi kamu harus jawab dengan jujur" ucapku sambil menatapnya dalam.

"Iya aku kan jawab dengan jujur" jawabnya dengan sungguh sungguh.

"Kenapa oppa pergi jauh dan selama itu tanpa memberikan kabar kepadaku?" tanyaku.

"Ceritanya panjang. Tapi kamu tidak boleh marah mendengarkannya" jawabnya.

Aku hanya menganggukkan kepalaku bertanda itu jawabannya "iya".

"Aku terkena penyakit gagal ginjal. Aku pergi ke Japang selama itu untuk mengikuti terapi pengobatan. Aku di sana melakukan pengobatan yang sangat panjang. Aku minta maaf kalau sebelumnya belum pernah menceritakannya penyakit ini kepadamu. Aku tidak mau kamu mengawatirkanku. Saat aku selesai pengobatan kembali ke apartemenku, aku lihat banyak surat darimu, aku langsung membaca semua surat darimu dan besoknya aku langsung kembali ke korea" ceritanya panjang lebar.

"Kenapa..! Kenapa..! Oppa telalu lama meninggalkanku, aku selalu mengawatirkanmu oppa! Kenapa..! Kenapa..!" Teriakku.

Tanpa sadar air mataku keluar begitu saja dari sekian lama aku menahannya untuk tidak keluar, tapi percuma saja air mata sekarang keluar membasahi pipiku. Dia usap air mataku dengan ibu jarinya itu. Dalam sekian detik dagunya sudah di sandarkan di bahuku kananku.

"Maaf… maaf membuatmu menungguku terlalu lama" Ucapnya.

Aroma shampo oppa menyeruak indera penciumanku. Kulingkarkan tanganku di lehernya.

"Iya oppa aku maafkan. Tapi berjanjilah padaku untuk tidak pergi terlalu lama tanpa memberitahuku dulu" jawabku.

"Aku berjanji. Aku akan selalu ada di sisimu" jawabnya balik.

Oppa ikut melingkarkan tangannya di  pinggangku. Kemudian ia memiringkan kepalanya, membuat bibirnya bersentuhan dengan leherku. Yang membuatku bingung, jantungku berdetak kencang di iringi tubuhku yang bergemetar saat ia menghembuskan nafasnya di telingaku. Dia mulai menggigiti kulit leherku dan menghisapnya keras.

"Ahhhh… Ssshhh… Ahh…" suara-suara aneh keluar dari mulutku dengan sendirinya.

Aku mencoba melepaskannya paksa, tapi oppa masih menghisap dan menggigit kulit leherku. Apa yang terjadi dengan oppa? Tiba tiba dia melakukan ini. Oppa pun kembali menjelajahi leherku ke atas dan menemukan bibir mungilku. Oppa menciumku dan sesekali menggigiti bibirku yang merah itu. Aku lepaskan bibirnya dariku.

"Hentikan.. Hentikan oppa!" teriakku.

Aku tarik nafas dalam dan kembali oppa mencium bibir merahku. Aku terbawa suasana. Ciumannya semakin dalam dan liar, memancingku untuk ikut bermain bersamanya. Ia mulai memaksa bibirku untuk membuka, dan nyatanya aku menurut dan seketika, ia mulai menjelajahi rongga mulutku yang membuatku kehabisan nafas. Kini tubuhku terasa lemah pandanganku mulai kabur, aku langsung tergeletak di kasurku.

-Ke esokan harinya-

Sinar matahari yang masuk melewati cela di jendelaku membuatku terbangun. Aku langsung menuju ke kamar mandi karena yang dari kemarin belum mandi dan hanya menggunakan parfum untuk menghilangkan bau yang kurang sedap.

Aku lihat ke cermin yang ada di depanku. Kulihat mataku yang bengkak karena seharian kemarin aku terus menangis. Aku sentuh bibirku kini terlihat benar benar berwarna merah merona gimana tidak kemarin lusa aku di cium dengan Sehun siang harinya dia menciumku dua kali dan malam harinya Jong In oppa menciumku sampai berdarah dan meninggalkan beberapa kissmark di leherku.

"Young-ah cepat turun Sehun sudah menunggumu" teriak eomma dari bawah.

"Apa? Oppa menjemputku?" tanyaku dalam hati.

Aku segera mandi supaya Sehun tidak terlalu menungguku terlalu lama. Setelah aku selesai semuanya aku segera turun menemui Sehun oppa di ruang tamu dengan ke girangan. Tapi aku di buat terkejut saat kulihat Sehun sedang bersama Jong In oppa. Aku hanya diam melihat keduanya yang habis berbincang. Yang ada di pikiranku hanya ada mereka berdua apa yang sedang bicarakan tadi? Tiba tiba mereka mengetahuiku yang sudah datang dan memberikanku senyuman yang mencurigakan.

"Pagi chagiya" sapa Sehun. "Pagi Young-ah" sapa Jongin oppa. Sapa mereka serentak.

"Pagi" sapa balikku singkat.

Mereka tersenyum kepada aku pun membalas senyuman mereka tapi aku tau jika mereka telah menyembunyikan sesuatu dariku

"Eomma aku berangkat dulu" teriakku

"Ayo kita berangkat" ucapku sambil pergi keluar.

Ternyata Jongin oppa sama bersekolah denganku. Aku berangkat ke sekolah bersama Sehunnie dan Jongin oppa. Sebelah kanan Jongin oppa dan di sebelah kiri dengan Sehun oppa. Saat perjalanan tidak ada yang berbicara satu kata pun. Aku seperti di kawal dengan dua cowok ganteng yang dapat menarik perhatian banyak orang.

Sampai aku sudah di sekolah. Banyak siswa yang melihatku sinis, bagaimana tidak aku jalan berdua dengan dua cowok keren dan paling ganteng di sekolah ini. Aku hanya tertunduk malu saat melihat semua orang melihat ke arah ku.

"Young-ah" teriak yeoja dari belakangku.

Aku pun menoleh ke belakang melihat siapa yang memanggilku. Aku menghela nafas ternyata dia Misaki. Misaki langsung menarikku menjauh dari kedua namja yang sedang bersamaku.

"Terimakasih Misaki kau telah menolongku mejauh dari mereka" ucapku dalam hati.

"Annyeong, Kim Jong In. Sudah lama kita tidak berjumpa" sapa Misaki.

"Annyeong, iya lama kita tak bejumpa" balas Jong In oppa.

Aku langsung meninggalkan mereka begitu saja dan langsung pergi menuju kelasku dengan Misaki. Sampainya di kelas kami langsung duduk di bangku masing masing.

"Kamu terlihat sangat akrap dengan Sehun-ssi?" tanya Misaki kepadaku.

"Sebenarnya di menembakku kemarin dan aku menerimanya" jawabku malu dengan wajahku yang mulai memerah.

"APA!!! Kau pacaran dengan SEHUN!!" teriak Misaki yang membuat seisi kelas melihat ke arahku.

"Misaki pelanlah" ucapku.

"Apa! Kau.. Kau pacaran dengan Sehun?" tanyanya kepadaku

Aku hanya menganggukkan kepalaku bertanda itu "iya".

"Tapi aku merasa tidak enak. Karena di hari yang sama Sehun menembakku dan aku terima karena ingin melupakan Jong In oppa. Saat malamnya Jong In oppa datang tiba tiba ke rumahku menceritakan semuanya kepadaku mengapa dia pergi sangat lama. Mau pun aku dengan Jong In oppa tidak ada hubungan hanya teman sejak kecil tapi rasakan ini bukan hanya teman masa kecil tapi ini lebih dari itu dan Sehun oppa telah mengetahui semua itu" ceritaku panjang lebar.

"Young-ah, aku akan mendukung semua pilihanmu yang menurutmu itu terbaik untukmu" jawab Misaki menenangkan hatiku.

Aku hanya tersenyum menatapnya menyakinkan akan perkataannya tadi. Bel masuk berbunyi semua siswa duduk di bangkunya masing masing. Aku lihat Sehun tersenyum kepadaku, wajahku memerah di buatnya hanya karena senyumannya itu. Aku lihat pak guru masuk sedang bersama murid baru. Kim Jong In sekelas denganku.

"Perkenalkan ini siswa baru. Silakan perkenalkan namamu" ucap pak guru.

"Annyeong. Perkenalkan saya Kim Jong In. Kalian bisa memanggil Jong In atau Kai. Mohon bantuannya. Terimakasih" ucapnya memperkenalkan diri.

Aku dengar siswi siswi di kelas sedang membicarakan Jong In oppa. Dia duduk di belakangku bersebelahan dengan Baekhyun lebih tepatnya ia berada ada di belakang Misaki. Aku menghela nafas dan memulai pelajaran. Pelajaran berlangsung seperti biasanya dan kulihat Sehun sedang tertidur seperti biasanya kulihatnya kulitnya yang putih tersinari oleh cahaya yang melewati cela cendela betapa damainya saat ia tertidur. Aku terbawa suasana oleh wajahnya yang mendekati sempurna itu.

*KRIIINGG...!!*

Bel berbunyi membuat lamunanku terpecah. Saat aku melihat ke depan ada seseorang berdiri di depanku. Aku mengangkat kepalaku mencoba melihat siapa yang sedang berdiri di depanku. Sebelum aku melihatnya tanganku sudah di tariknya sangat kuat yang membuatku semakin terkejut.

"Jong In oppa lepaskan!" ucapku meronta.

Dia tetap saja tidak menghiraukan aku, dia tetap menarikku membawaku ketempat yang tidak aku ketahui. Aku pun menurut dan mengikuti langkahnya dari belakang. Kulihat punggungnya sekarang yang begitu besar, dia sangat berubah saat terakhir kita bertemu. Saat dia hentikan langkahnya aku pun menghentikan langkahku. Saat aku lihat sekelilingku kita sudah berada di lapangan basket indoor.

"Kita mau apa di sini?" tanyaku.

"Kalau aku menang aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu. Mungkin ini sudah terlambat tapi sampai kapanpun aku masih menyukaimu. Kalau aku menang tolong dengarkan ceritaku" ucapnya.

Jong In langsung meninggalkanku begitu saja dengan meninggalkan banyak pertanyaan kepadaku.

"Apa? Dia bicara apa? Oppa suka kepadaku? Percuma saja dia bilang itu sekarang" ucapku dalam hati.

"Young-ah" panggil Sehun

"Sehunnie" balasku.

"Tadi Kai bilang sesuatu?" tanyanya.

"Tenang saja aku tidak akan kalah darinya" ucapnya

Ucapanya itu dapat menyakinkanku agar aku tidak khawatir kepadanya. Hanya beberapa saat ruangan ini di penuhi para siswa untuk melihat mereka berdua. Tanpa sadar Misaki sekarang ada di sebelahku.

"Kau tau bertandingan ini untuk memperebutkanmu!" ucapnya serius.

"Apa? Mere.." ucapku terpotong oleh suara peluit.

Mereka bertanding untuk memperebutkanku? Aku tidak tau harus mendukung yang mana, hatiku kini gelisah tidak tau kenapa. Aku hanya diam melihat pertandingan. Kekuatan mereka seimbang tidak ada yang mau kalah. Siapa yang harus aku dukung? Tapi aku benar benar bingung. BRUKK!.

"Sehunnie!?" teriakku.

Sehunnie jatuh! Sepertinya kakinya sakit, apa oppa mau melanjutkannya. Oppa berusaha berdiri untuk melanjutkan pertandingan. Mereka benar benar serius dengan ini, memangnya apa yang terjadi?. SELESAI!!!. Jong In oppa yang menang!. Aku segera menemui Sehunnie segera membawanya ke UKS karena jatuh tadi.

--UKS--

"Aku memang payah sekali. Padahal aku sudah bilang tidak akan kalah" gerutu Sehun.

"Kamu kalah karena terluka. Permainan kalian seimbang, kamu tidak kalah, kamu sangat keren oppa" ucapku.

"Sebenarnya sebelum pertandingan Jong In bilang kepadaku, dia akan mendapatkanmu kembali dan tidak akan melepaskanmu. Sebenarnya apa yang terjadi antara kalian?" ucapnya.

"Apapun yang terjadi ini tidak ada hubungannya. Karena aku pacarnya Sehunnie!" ucapku yakin.

Sehun langsung menarikku cepat hingga aku kini ada di pelukannya. Pelukan yang hangat yang buat jantung jadi tidak karuan, dia dekatkan ketelingaku. Aku rasakan hembusan nafasnya yang semakin membuat jantung berdetak lebih cepat. Oppa selalu membuatku seperti ini yang kini wajah sudah memerah.

"Terimakasih" ucapnya pelan di telingaku.

Setelah bebarapa saat kami berdua berada di UKS itu dan aku sudah selesai membalut cidera kaki Sehunnie. Aku ingin kembali ke kelas. Saat ku buka pintu UKS itu aku keluar dari situ melihat koridor yang sudah sepi karena memang bel masuk sudah lima belas menit yang lalu, tapi aku lihat seorang lelaki berdiri bersandar di dekat pintu masuk. Jong In oppa sedang apa dia di sini?. Aku coba menghindar darinya tapi tiba tiba Jong In menarik tanganku dari belakang.

"Ayo ikut aku" ajaknya.

Aku melihat ke arah Sehunnie yang sekarang ada di samping aku ingin dia menahanku untuk pergi bersama Jong In tapi yang aku lihat tatapannya untuk menyuruhku ikut bersama Jong In. Akhirnya Jong In oppa langsung menarikku menjauh darinya. Setelah langkah ini menjauh dari Sehunnie dan sudah tidak melihat dia lagi dari belakang langkah kami berhenti di koridor yang benar benar tidak ada seorang pun di sana. BRUUKK! Jong In menghantamkan badanku ke dinding cukup keras hingga membuat punggungku sedikit sakit. Hingga kami hanya berjarak beberapa inchi.

"Ternyata mustahil, aku tidak bisa mundur. Kim Young Ki kembalilah. Aku ingin kau ada di sisiku lagi. Bukan sekedar teman masa kecil tapi sebagai namjachingumu" ucapnya.

"Seandainya Jong In kau datang dan katakan ini lebih cepat. Aku akan kuraih tanganmu ini tanpa pikir panjang lagi" pikirku dalam hati.

"Terlambat..! Kenapa kamu tidak datang menumuiku lebih cepat..! Apa kamu tau aku susah payah berusaha melupakanmu. Sekarang ada Sehun di sisiku, aku tidak mungkin menerimamu" ucapku.

Seketika kecupan tiba-tiba mendarat di bibirku  membuatku hatiku tak menentu. Seketika aku mendorong badannya menjauhiku, tapi dia menarikku dan memelukku. Bibirnya itu kembali mendarat ke bibirku, semakin dalam oppa menciumku. Aku tidak dapat menolaknya. Oppa mengangat kepalanya menghapapkanku dengan tatapan yang begitu serius.

"Aku tidak akan menyerah" ucapnya yang langsung meninggalkanku begitu saja.

"Percuma kamu bilang begitu" ucapku dalam hati.

Aku hanya terdiam di situ, aku duduk begitu saja memikirkan kejadian tadi. Hinggaku dengar suara langkah mendekat ke arahku.

"Ternyata kamu ada di sini. Aku cari kamu ke mana mana karena tidak ada di kelas" ucap Misaki kepadaku.

"Iya.. Maaf. Tadi Jong In tiba tiba menciumku" ucapku melas.

"APA KATAMU?! Kau di cium Jong In?! Padahal dia sudah kubilang untuk jangan mengganggumu!" teriak Misaki marah.

"Tunggu..! Tunggu..! Ada yang ingin kukatakan" ucapku.

"Sebenarnya aku tidak merasa kesal di cium olehnya. Aku tidak ingin ini terjadi karena aku sudah memiliki Sehun. Selama ini aku selalu memikirkan Jong In dan aku sungguh sungguh suka dengan Sehun yang gak keberatan menerima keadaan itu. Tapi ternyata aku tidak bisa melupakan Jong In.." ceritaku panjang lebar.

"Memang bukan salah Jong In juga karena dia memang sakit dan tidak tau ada surat untuknya. Sekarang ini kamu masih pacaran dengan Sehun, dan hal itu membuat perasaanmu tidak semudah itu di hapus begitu saja. Tapi aku akan mendukung apapun keputusanmu" ucapnya panjang.

Aku merasa lega mendengar perkataan Misaki dia memang selalu membuatku senang. Aku langsung menghapus air mataku yang sedari tadi membasahi pipiku.

-Saat jam pulang-

Aku pulang bersama Sehunnie seperti biasanya, tapi suasana ini tidak seperti biasanya karena aku harus mengatakannya sekarang.

"Sehunnie" panggilku.

"Ya" jawabnya singkat.

"Aku.. Aku.. Aku tidak bisa pacaran lagi denganmu dengan perasaan seperti ini..! Ucapku.

"Kita bahkan belum kencan satu kali pun. Besok hari minggu, kalau kau merasa bersalah padaku, kau harus datang. Aku akan tunggu jam 10 di taman dekat stasiun seperti biasanya" ucapnya dengan tatap sangat dingin yang sambil meninggalkanku begitu saja.

-Ke esokkan harinya-

Aku lihat waktu menunjukan 9.50 aku sudah berada di taman. Aku lihat seorang lelaki sedang duduk sendiri, aku mendekat untuk menyakinkan kalau itu benar benar Sehun. Saat aku sudah tepat berdiri di sampingnya mencoba menoleh menghadapnya yang kulihat benar dia Sehun. Sehun menoleh ke arahku dan langsung berdiri setelah mengetahui itu aku.

"Aku yakin kau pasti datang karena merasa bersalah kepadaku" ucapnya.

Seketika Sehun menarikku sebelum aku menjawab ucapannya. Kami menyusuri jalan yang sedikit tertutupi oleh daun daun yang berjatuhan karena memang sekarang sedang awal musim gugur. Beberapa saat kami bersenang senang di taman ini seakan aku telah terbawa suasana bersama Sehun dan sudah lupa dengan niatku sebelumnya.

Mungkin sekarang aku sudah merasa lelah badanku sudah terasa kedinginan karena angin yang bertiup begitu kencang aku mencoba menggosok gosokkan kedua tanganku supaya tidak terlalu ke dinginan. Sehun tau apa yang aku lakukan sekarang dan langsung menggenggam tanganku dan memasukkan ke dalam kantong jaketnya yang cukup membuatku tidak terlalu ke dinginan. Saat aku di sampingnya aku selalu merasa aman dan nyaman. Sehun mengajakku duduk di bangku yang menghadap sungai yang mengalir dengan tenang. Suasana begitu sangat hening hanya terdengar suara hembusan angin sampai saat kedengar suara keluar dari mulut Sehun.

"Kau yakin ingin bersamanya? Kalau aku tidak akan meninggalkanmu begitu lama" ucap Sehun serius.

"Sehun tidak sama sekali salah. Kau baik dan selalu melindungiku sekarang pun aku masih menyukaimu dan aku selalu merasa nyaman bersamamu, tapi.." ucapku terpotong.

"CUKUP SAMPAI DI SITU!!"

Kulihat Jong In oppa teriak begitu kepadaku, dengan keadaan dia sedang menarik nafas dalam dan keringat yang bercucuran membasahi keningnya itu, kulihat rambutnya yang acak acakkan itu tapi membuat dia terlihat cool~ aku yakin dia baru saja berlari sangat kencang. Seketika Sehun bangkit dari tempat duduknya tepat menghadapkan ke Jong In.

"Sudahlah.. Akan aku berikan Young-ah kepadamu Jong In. Young-ah kita putus saja, karena aku yang memutuskanmu kau tidak perlu kasihan kepadaku dan langsung bisa pacaran dengan Jong In" ucap Sehun yang membuatku sedikit terkejut.

"Sehun!!" panggilku.

"Sampai besok Young Ki" ucapnya yang meninggalkanku dengan Jong In.

Angin berhembus lagi sangat kencang sampai sekarang masuk menusuk ke dalam tulangku, kini di sampingku sudah tidak ada yang biasanya selalu menghangatkanku. Tiba tiba Jong In memelukku erat dan menyandarkan kepalanya ke pundakku.

"Maaf.. Maafkan aku Young-ah. Aku benar benar menyesal" ucapnya pelan tepat di telingaku.

Jong In oppa mengangkat kepalanya menatapku dalam mendekatkan wajahnya padaku. Jantungku berdebar hebat sangat kencang,wajahku memanas. Yang tadi udaranya dingin sekarang menjadi panas. Kurasakan bibirnya itu mendarat ke bibirku, semakin dalam Jong In menciumku. Ciuman yang lembut darinya membuatku terbawa kedalam permainannya itu.

Angin kembali berhembus sangat kencang hingga dedaunan di sekitar sini terjatuh mengenaiku. Ini seperti cerita di drama romantis yang pernah aku lihat. Tapi sekarang ini benar benar nyata Jong In oppa menatapku kembali kini kulihat wajahnya begitu memerah dan mungkin kini wajahku pun ikut memerah. Dia kembali menciumku dengan lembut sangat lembut.

--Bersambung--

Maaf ya kalau ada tulisan yang salah kan manusia ada salahnya kekeke~ xD , kasih saran please T.T author pengen banget dapet komentar *nangis ke Sehun* xD. Ok bye bye :*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar